Bangkalan, bnewsnasional.id - Harapan nelayan Arosbaya dan Tengket untuk menikmati laut yang kembali aman dari aktivitas alat tangkap troll tampaknya belum terwujud. Pada Senin (08/12) dini hari, sejumlah kapal troll kembali diduga terlihat beroperasi di perairan setempat, hanya beberapa hari setelah aksi demonstrasi besar yang dilakukan nelayan pada 27 November lalu.
Laporan dari nelayan menyebutkan bahwa kapal troll mulai terlihat beraktivitas sekitar pukul 01.30 hingga menjelang subuh. Cara dan waktu operasi disebut mirip dengan pola sebelumnya: diam-diam di malam hari, saat nelayan tradisional tidak berada di laut.
Seorang nelayan Tengket, Fuji, mengaku kecewa dan merasa pemerintah tidak menindaklanjuti aspirasi mereka.
“Kami sudah turun aksi, sudah bicara baik-baik, tapi troll masuk lagi hari ini (8 Desember). Kami merasa seperti tidak didengar,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sejak troll kembali beroperasi, hasil tangkapan mulai turun lagi.
“Yang biasanya bisa bawa pulang 5–10 kilo, sekarang kadang hanya dapat satu kilo. Sudah tidak masuk akal,” tambahnya.
Tokoh masyarakat Arosbaya, Moh Sahid, turut mengecam kejadian tersebut.
“Ini bukan hanya pelanggaran aturan, tapi bentuk tantangan terhadap masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
Menurut Sahid, para pelaku troll terindikasi berasal dari luar daerah dan masih menggunakan pola operasi yang sama: masuk tengah malam dan berpindah lokasi untuk menghindari pengawasan.
Baca Juga: Aksi Demontrasi LMS Lempar Di Kota Semarang Klarifikasi Terhadap Di RSD. K.R.M.T Wongsonegoro
“Kami sudah mencatat posisi dan jumlah kapal semalam. Ada beberapa di area tengah dan sebagian bergerak ke arah pesisir,” ungkapnya.
Menanggapi kabar terbaru ini, Anggota DPRD Bangkalan, Mahmudi, kembali menegaskan sikapnya.
“Fakta bahwa troll masih beroperasi setelah aksi nelayan adalah bukti bahwa penegakan hukum belum berjalan. Ini tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.
Ia meminta agar pemerintah daerah, aparat kepolisian hingga otoritas kelautan segera turun ke lapangan dan memperketat patroli.
“Kalau penindakan tidak dilakukan sekarang, konflik horizontal di laut bisa terjadi. Kami tidak ingin nelayan terprovokasi dan bertindak sendiri,” katanya.
Baca Juga: Rawan Ditunggangi Kericuhan, AMI Minta Aksi Demo 3 September di Surabaya Ditunda
Sejumlah koordinator aksi nelayan menyatakan bahwa mereka kini sedang mempertimbangkan aksi lanjutan dalam waktu dekat. Aksi tersebut dikabarkan akan melibatkan lebih banyak massa dan kemungkinan digelar di darat maupun laut.
“Kalau hari ini troll masih masuk, berarti tidak ada jaminan wilayah ini aman. Aksi kedua hampir pasti dilakukan,” ujar salah satu koordinator lapangan.
Hingga berita ini dirilis, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait munculnya kembali troll pada 8 Desember. Sementara itu, nelayan tetap memilih menunggu sambil berharap pemerintah tidak mengabaikan kondisi ini.
Kembalinya kapal troll di perairan Arosbaya–Tengket pada 8 Desember menjadi alarm keras bagi pemerintah dan aparat penegak hukum. Aspirasi nelayan sudah disampaikan — kini mereka menunggu tindakan nyata, bukan janji.(Hnf)
Editor : Redaksi