Bankalan, bnewsnasional.id – Polemik yang sempat menghebohkan masyarakat Bangkalan akibat beredarnya foto pamflet pencalonan kepala desa, anggota DPRD hingga Bupati dan Wakil Bupati akhirnya menemui titik terang. Pondok Pesantren Hidayatulloh Al-Muhajirin secara resmi menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf kepada publik melalui akun Facebook resminya.
Klarifikasi tersebut diperkuat dalam sebuah pertemuan silaturrahim yang difasilitasi Kepala Desa Karang Pao dan berlangsung di wilayah Arosbaya, Jum'at malam. Pertemuan dihadiri Ketua PKDI Arosbaya yang juga Kepala Desa Karang Pao, bersama perwakilan kepala desa dari Lajing, Buduran, dan Mangkon, serta Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatulloh Al-Muhajirin.
Baca Juga: Digerebek Saat Transaksi, Dua Pria Bangkalan Tak Berkutik di Tangan Satresnarkoba Polres Bangkalan
Agenda pertemuan difokuskan pada penguatan komunikasi, pelurusan informasi yang berkembang di tengah masyarakat, serta upaya menjaga kondusivitas sosial pasca kegaduhan politik yang sebelumnya menuai kecaman warga dan sorotan DPRD Bangkalan.
Kepala Desa Karang Pao menyampaikan bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral pemerintah desa dalam menjembatani komunikasi antara masyarakat dan pihak pesantren.
“Kehadiran kami untuk membangun dialog terbuka, meluruskan dinamika yang berkembang, serta memastikan suasana di masyarakat tetap kondusif dan tidak berkembang ke arah yang merugikan semua pihak,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatulloh Al-Muhajirin menegaskan bahwa pihak pondok tidak memiliki maksud untuk memprovokasi atau menciptakan kegaduhan politik sebagaimana yang berkembang di media sosial. Pondok menegaskan komitmennya untuk mendukung demokrasi yang sehat serta menempatkan pesantren sebagai bagian dari elemen masyarakat yang menjaga nilai moral, persatuan, dan keteduhan sosial.
Baca Juga: Viral! Video Dua Anggota DPRD Bangkalan dari Fraksi Gerindra Diduga Pesta Miras di Diskotik
Melalui pernyataan tertulis yang diunggah di akun Facebook resmi pondok, pihak pesantren juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Bangkalan apabila terdapat unggahan, tindakan, maupun dinamika yang menimbulkan kesalahpahaman, ketidaknyamanan, atau keresahan publik.
“Kami mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang berkembang dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Tidak ada niat untuk memecah belah, apalagi memprovokasi. Tujuan kami semata ingin ikut mendorong demokrasi yang sehat dan pelayanan publik yang lebih baik,” demikian pernyataan pihak pondok.
Langkah klarifikasi dan permohonan maaf ini dinilai sebagai upaya penting untuk meredam polemik yang sempat memicu kecaman warga dan desakan permintaan maaf terbuka dari berbagai pihak.
Pertemuan berlangsung dalam suasana kekeluargaan, penuh kehati-hatian, dan saling menghormati. Para kepala desa berharap pertemuan tersebut menjadi titik balik untuk menghentikan spekulasi liar serta mengembalikan fokus bersama pada pelayanan publik dan keharmonisan sosial.
Dengan adanya klarifikasi dan permohonan maaf dari pihak Pondok Pesantren Hidayatulloh Al-Muhajirin, masyarakat diharapkan dapat kembali tenang serta bersama-sama menjaga persatuan dan stabilitas di wilayah Arosbaya dan Kabupaten Bangkalan secara umum.(Team/Red)
Editor : Redaksi