Gunungsitoli, bnewsnasional.id - Darwis Zendrato sebagai Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Pembangunan Nias (AMP Nias) laporkan akun Facebook bernama Teori Buulolo ke Polres Nias atas dugaan penyebaran video yang telah diedit dan dipotong sehingga menghilangkan konteks pernyataan aslinya. Bersama dengan aktivis lainnya, Laporan ini disampaikan pada Rabu (10/12/25) dan telah ditangani oleh Unit Reskrim Polres Nias.
Video yang disebarkan akun tersebut merupakan potongan dari rekaman pertemuan koordinasi pada rencana Aksi Damai antara Darwis Zendrato bersama rekan - rekan aktivis yang tergabung dalam AMP Nias dan pihak Intelkam Polres Nias, yang saat itu juga dihadiri secara kebetulan oleh perwakilan Telkom Gunungsitoli. Dalam potongan video yang diunggah di media sosial oleh akun facebook bernama Teori Buulolo hanya menampilkan satu bagian kalimat yang berdiri sendiri tanpa konteks, sehingga memicu persepsi negatif terhadap Darwis.
Padahal dalam video utuhnya, Darwis Zendrato menyampaikan kalimat yang bernada kesal atas jawaban Manager Sales Telkom Gunungsitoli yang dia anggap sepertinya masyarakat Nias bodoh sehingga tidak bersyukur dengan kondisi jarigan atau sinyal telkomsel saat ini.
Baca Juga: AMPERA Geruduk Pengusaha Nakal, PEMKO Janji Segera Tertibkan
Dalam penjelasannya, Darwis menegaskan bahwa pernyataan yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan isi pembicaraan sebenarnya.
“Video itu sudah jelas diedit dan dipenggal. Ada kalimat penting yang sengaja dihilangkan sehingga maknanya berubah total. Akibatnya publik menilai seolah saya menghina masyarakat Nias, padahal saya sendiri orang Nias dan mustahil saya melakukan itu,” ujar Darwis Zendrato.
Ia menilai penyebaran video editan tersebut tidak hanya merugikan nama baiknya tetapi juga berpotensi menimbulkan fitnah, provokasi, dan kesalahpahaman massal. Menurutnya, tindakan semacam ini harus menjadi perhatian serius karena maraknya penyebaran konten manipulatif di media sosial.
“Akhir-akhir ini banyak akun yang dengan mudah menyebarkan konten tanpa memeriksa faktanya. Ini bukan hanya merugikan saya, tetapi berbahaya bagi masyarakat,” tambahnya.
Selain itu Darwis menduga bahwa tindakan pemilik akun tersebut sengaja melakukan pemotongan dan pengeditan video sehingga sangatlah berbahaya jika beredar ditengah - tengah masyarakat dan dapat menjadi sebuah hasutan serta terprovokasi.
Aktivis Helpin Zebua, yang hadir dalam pertemuan tersebut sebagai Pimpinan Aksi yang tengah Koordinasi dengan pihak intelkam bersama dengan Darwis Zendrato dan aktivis lainnya, membenarkan bahwa video yang beredar telah dipotong dan tidak menggambarkan situasi sebenarnya.
“Saat itu kami tengah berkoordinasi dengan Intelkam Polres Nias terkait rencana Aksi Damai di Telkom Gunungsitoli. Kebetulan pihak Telkom juga sedang bertemu dengan Wakapolres. Pertemuan itu akhirnya digabung dan rekan aktivis lainnya melakukan perekaman, namun video yang beredar jelas tidak utuh,” ungkap Helpin.
Ia memaparkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung di hadapan sejumlah pejabat Polres Nias, sehingga seharusnya tidak ada ruang untuk manipulasi narasi.
“Di sana ada Wakapolres, Kasat Intelkam, Kasat Binmas, Kasat Sabhara, Kabag Ops, dan personel lainnya. Video itu sudah diedit dan maknanya diputar. Ini merugikan nama baik Bang Darwis,” tegasnya.
Polres Nias telah menerima laporan dan menyatakan bahwa kasus tersebut akan ditangani sesuai prosedur. Penyidik dijadwalkan melakukan pemeriksaan terhadap saksi lain, termasuk pihak yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari pemilik akun Facebook Teori Buulolo.
Editor : Redaksi